lomba cerpenku
Aku dan jilbabku
Tujuh belas tahun yang lalu umiku
melahirkanku ke dunia,dan dia sangat senang karena aku adalah anak pertama. Dan
orang tuaku memberiku nama Dina Atrasina. Hobiku membaca,apapun akan ku baca
selama aku bisa,dan dari hobiku aku mendapatkan banyak informasi dan bisa menambah
wawasanku.
Tahun ini tahun terahirku mengenyam
bangku sekolah,dan Alhamdulilah di tahun ini aku keluar sebagai siswi terbaik. Untuk
melanjutkan ke tingkat universitas aku ingin bekerja dahulu di salah satu
restaurant cepat saji di Jakarta. Beberapa hari kemudian manger dari restaurant
tempatku menaruh cv menghubungiku untuk interview esok hari.
Pagi-pagi sekali aku sudah bangun,setelah
Shalat Subuh aku mandi, sarapan, dan sebelum berangkat tak lupa aku meminta
restu kedua orang tuaku. Pukul 07.30 aku tiba di tmpat tujuan,interview yang akan
dimulai pukul 08.00 pagi ini. Sambil menunggu aku menjalani rutinitasku
membaca, aku sengaja membawa sebuah novel fiksi yang belum selsai aku baca.
Satu persatu peserta test interview di panggil, dua jam kemudian namaku di
panggil oleh asisten manager, dan aku pun mulai diinterview. Ketika masuk
ruangan Manager senyum pak Doni menyambutku ramah.
“pagi.. nama kamu Dina Atrasina ya ?” tanya pak
Doni
“pagi,iya pak” jawabku
“ya coba perkenalkan diri kamu” minta pak Doni
“Tujuh belas tahun yang lalu tepatnya tanggal
15 Oktober umi melahirkan saya kedunia dia sangat bahagia, karena saya adalah
anak pertamanya. Dan orang tua saya member saya nama Dina Atrasina, semua orang
yang mengenal saya memanggil saya Atra karena nama Dina cukup pasaran. Arti
dari nama saya adalah perisai agama, maksudnya mereka (orang tua saya) ingin
saya menjadi perisai untuk Agama dan Bangsa ini. Saya lulus SMA tahun ini. Dan
Alhamdulilah saya keluar sebagai sisiwi terbaik di Sekolah saya. Saya mempunyai
empat adik,dua perempuan dan dua laki-laki. umurnya tigabelas,duabelas,sebelas
dan tiga tahun”
“kamu lulus tahun ini ? kamu sekolah dimana ?”
“iya pak,saya sekolah di M.A Al-Khairiyah”
“M.A ? aapa itu M.A ?
“M.A itu adalah Madrasah Aliyah pak,sejenis SMA
tapi dia ada ekstra pelajaran agamanya seperti
Al-Qur’an , Sejarah Islam dan lain lain yang menyangkut Agama”
“ow ok ok…. Jurusan kamu apa ?”
“jurusan saya IPA pak”
“aaaa…. Atra ya ?”
“iya pak”
“atra kenapa mau kerja ? kenapa gak kuliah dulu
?”
“mmm…. Pengennya si pak.. tapi ya.. karena adik
saya masih kecil dan tuntutan ekonomi mau apa lagi pak… niat saya dari hasil
kerja buat tabungan nanti kuliah pak”
“ok baiklah. Tra misalnya kamu kejebak dalam
goa,terus kamu dikasih teman hewan tapinya nah kamu akan milih hewan apa ?
hewannya apa aja”
“hewan ? anjing pak”
“anjing ?”
“eh maaf pak,iya anjing”
“iya gapapa. Kenapa kamu pilih itu Tra ?”
“karena anjing bisa untuk mencari jejak lewat
penciumannya yang tajam pak”
“mmmmm…. Mulai besok kamu sudah bisa
bekerja,kamu taukan apa pekerjaan kamu ? ”
“besok pak ? iya saya tau. Terima kasih pak”
“tapi Tra kamu harus melepas Jilbab kamu”
“loh memangnya kenapa pak ?”
“ya karena itu tuntutan kerja disini Tra”
“pak ini identitas saya. Ini yang membedakan
antara kaum muslim dan non muslim”
“saya tidak mau tahu kamu harus melepasnya saat
kamu bekerja”
“kalau bapak masih memaksa saya untuk tetap
melepas jilbab saya silahkan bapak mencari orang lain saja yang mau. Saya tidak
mau ! dan tidak akan mau melepas jilabab saya !! terimakasih !!!”
Semua mata tertuju padaku setelah aku
keluar ruangan,mungkin mereka terkejut, karena aku keluar dengan membanting
pintu. Antara malu , emosi , aku langsung keluar dan pulang kerumah memikirkan
jawaban apa yang akan ku berikan ke kedua orangtuaku. Sesampainya dirumah umi
dan Amel adik bungsuku sudah menyambutku dan akupun memutuskan untuk cerita
sejujurnya dengan apa yang telah terjadi.
“mi..” panggilku dengan agak ragu
“apa sayang ? bagaimana interviewnya ?” Tanya
umi penuh antusias
“aku keterima mi”
“Alhamdulilah bagus dong”
“tapi mi…”
“tapi kenapa sayang ?”
“aku tidak mengambilnya”
“loh memangnya kenapa ?”
“karena aku harus melepas Jilbab saat berkerja.
Aku tidak mau ya udah aku maki maki aja managernya”
“ya Allah kakak.. kenapa gak kamu bilang baik
baik”
“udah umi. Tapi dia keras kepala aku bilang aja
‘kalau bapak masih memaksa saya untuk tetap melepas jilbab saya silahkan
bapak mencari orang lain saja yang mau. Saya tidak mau ! dan tidak akan mau
melepas jilabab saya !! terimakasih !!!’ dan aku langsung keluar mi gak
sengaja pintu kebanting tapi ga papalah biar dia mikir juga. Mungkin dia
terkejut sama terkejutnya semua orang disana”
“ya Allah kakak” umi pun menitikan air mata
yang membuatku merasa bersalah
“maaf mi..”
“gapapa… umi bangga sama kamu kak. Kamu benar,
umi lebih meridhoi kamu menjadi pengangguran dari pada bekerja tapi harus
melepas jilbab sayang”
Hari itupun menjadi hari yang sangat
indah untukku. Satu pelajaran yang sangat berharga aku dapatkan di hari itu.
Dan kedua orang tuaku bangga dengan apa yang aku lakukan. Dan aku bersyukur
karena aku telah membuat kedua orang tuaku tersenyum lagi dengan apa yang aku
lakukan.
Komentar
Posting Komentar